COMMUNITY OF AL-AMIN, Ngak inguk, Pucanganom, Giritontro, Wonogiri, Menjalin Semangat Ukhuwah Dan Persaudaraan ( Statement of Mr. MUHAMMAD FATA FIRDAUS ) Baldatun Toyyibatun Wa Robbun Ghoffuur, INDONESIA IS MY LOVE, monggo para sedherek sedaya sami mbudidoyo ngupadi rahmat saha ridhonipun Gusti Alloh SWT
Mohon maaf, silakan terlebih dahulu untuk KLIK tombol BUKA di bawah ini :
Perkenalkan, saya MUHAMMAD FATA FIRDAUS. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, mohon kritik dan saran yang membangun untuk peningkatan kualitas dan kemajuan blog saya.

Senin, 02 Juli 2012

Asal usul nama Ngak inguk dan Pucanganom

SEKELUMIT SEJARAH DESA PUCANGANOM DAN LEGENDA DIDALAMNYA
A.   SEJARAH DESA PUCANGANOM
Desa Pucanganom termasuk wilayah Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Pada waktu dulu, kecamatan disebut sebagai Asisten Wedana. Pada Tahun 1933, Asisten Wedana Giritontro dijabat oleh Bapak Sumarjuno. Jumlah Desa di wilayah Asisten Wedana atau Kecamatan Giritontro saat itu ada 33 Desa. Dari 33 Desa tersebut, atas prakarsa Bapak Sumarjuno dirampingkan menjadi 15 Desa, salah satunya yaitu Desa Pucanganom.
Desa Pucanganom merupakan hasil penggabungan atau perampingan dari 3 Desa, yaitu :
1.    Desa Banjar, Kepala Desanya berkedudukan di Dusun Banjar.
2.    Desa Sawit, Kepala Desanya berkedudukan di Dusun Pendem.
3.    Desa Ploso, Kepala Desanya berkedudukan di Dusun Ploso.
Hasil musyawarah para tokoh di 3(tiga) Desa tersebut yaitu Desa Banjar, Desa Sawit dan Desa Ploso telah sepakat untuk digabung menjadi  Satu Desa, mengenai nama Desa yang digabung atau dirampingkan tersebut adalah Desa Pucanganom.
Nama Pucanganom diambilkan dari nama pohon yang banyak tumbuh subur di Desa yaitu Pohon Jambe (Pucang), sedangkan Anom berasal dari kata Enom yang berarti Muda.
Selanjutnya pada tahun 1933, Bapak Asisten Wedana yaitu Bapak Sumarjuno mengangkat Bapak Dosemito untuk memegang jabatan sebagai Kepala Desa Pucanganom yang Pertama.
Adapun urutan Kepala Desa dari yang pertama hingga sekarang tahun 2011, yaitu :
1.         Dosemito
2.         Noyo Dikromo
3.         Atmo Dikromo
4.         Karto Rejono
5.         Marto Suparno
6.         Ngadelan
7.         Sutiman
8.         Tumin
Pada saat ini, Desa Pucanganom terdiri dari 17 Dusun, 17 RW dan 49 RT. 17 Dusun di Desa Pucanganom, yaitu :
1.         Dusun Mandeyan
2.         Dusun Grogol
3.         Dusun Sukoroyom Kulon
4.         Dusun Sukoroyom Wetan
5.         Dusun Banjar
6.         Dusun Kuwang
7.         Dusun Tambahsari
8.         Dusun Pucanganom Kidul
9.         Dusun Pucanganom Lor
10.     Dusun Jepurun
11.     Dusun Ploso
12.     Dusun Kepuh
13.     Dusun Sawit Lor
14.     Dusun Sawit Kidul
15.     Dusun Pendem
16.     Dusun Ngak Inguk
17.     Dusun Wates

B.   LEGENDA DUSUN NGAK INGUK & SEKITARNYA
Pada waktu dulu, Dusun Ngak Inguk dan sekitarnya masih merupakan hutan dan belum ada penghuninya. Suatu hari ada satu keluarga yaitu Keluarga Ki Ageng Cabe. Ki Ageng Cabe mulai babat hutan yang konon katanya sekarang adalah Dusun Ngak Inguk dan sekitarnya.
Pada saat babat hutan, Ki Ageng Cabe merasakan ada kejanggalan atau keanehan. Setiap malam hasil babatan bertambah luas. Karena keanehan tersebut, maka Ki Ageng Cabe bersemedi (Topo Pendem = Topo dengan jasad di kubur) dengan maksud untuk mengetahui siapa yang berani ikut babat hutan tersebut, maksud Ki Ageng Cabe dikabulkan oleh yang Maha Kuasa, akhirnya Ki Ageng Cabe tahu siapa yang ikut babat hutan tersebut. Ternyata ada seseorang yang ikut babat hutan yaitu Ki Topuro yang dibantu oleh Jin, jin tersebut bernama Jin Sentolo. Ki Topuro ternyata mempunyai maksud yaitu ingin mempersunting putri Ki Ageng Cabe. Akhirnya keinginan Ki Topuro terkabul, Ki Topuro menjadi menantu Ki Ageng Cabe.
Setelah itu, Ki Ageng Cabe  pergi meninggalkan tempat tersebut, Ki Topuro kemudian mencarinya. Setelah bertemu dengan Ki Ageng Cabe, Ki Topuro disuruh kembali ke hutan yang telah Ki Topuro babat bersama Ki Ageng Cabe, dan supaya menetap di tempat tersebut. Ki Topuro menuruti apa kemauan sang mertua (Ki Ageng Cabe). Ternyata sesampai ditempat yang dimaksud, Ki Topuro kesepian karena jauh dari keramaian. Lihat kanan-lihat kiri (ngak inguk) terjadi suatu keanehan yaitu kumpulan atau tumpukan dahan, ranting, daun hasil babatan berubah menjadi Bangunan masjid yang belum jadi (Ngongrongan Masjid). Walaupun begitu, Ki Topuro tetap menetap di tempat tersebut karena ingat perintah Ki Ageng Cabe. Ki Topuro sempat membuat Belik (Sumur),konon ceritanya hanya dengan menancapkan tongkatnya, yang warga sekitar sekarang menyebutnya Sumur Pucang, karena di lokasi sekitar Sumur banyak tumbuh Pohon Pucang, dan tempat ngongrongan masjid warga sekitar menyebutnya Migit. Hingga akhir hayatnya, Ki Topuro dimakamkan di pemakaman yang namanya pemakaman Gedhong.
Sekarang, Belik (Sumur) Pucang, Migit (lokasi ngongrongan masjid), dan Pemakaman Gedhong terletak di sebelah Timur Dusun Ngak Inguk. Dan lokasi/tempat Topo Pendem, sekarang menjadi Dusun yaitu Dusun Pendem.(Ditulis oleh Tumin, Kades Pucanganom)
Sumber dari : Para Pinisepuh dan sesepuh Dusun Ngak inguk  dan sekitarnya

Ada sumber lain mengatakan bahwa: konon pada jaman perjuangan Raden Mas Said (Sambernyowo), pernah dikejar musuh hingga sampai di wilayah/tempat yang sekarang adalah Dusun Ngak inguk. Singkat cerita begitu pengejaran sampai di wilayah Dusun Ngak inguk, musuh yang mengejar kehilangan jejak sehingga hanya ngak inguk 

Sumber Tulisan :

3 komentar:

M. Fata Firdaus mengatakan...

Sejarah atau legenda asal usul nama dusun Ngak inguk tersebut saya kira masih perlu diteliti secara ilmiah lebih lanjut untuk mendapatkan fakta yang akurat dan valid. Bagi para pembaca posting ini agar dapat memberi masukan yang lebih akurat agar kelak dapat dipakai sebagai referensi studi ilmiah bagi yang membutuhkan, terima kasih.

elwas mengatakan...

Sejarah deso ngak-inguk diposting, tinggal deso2 liyane sing sekitar pucanganom, koyoto Mandeyan sing terkenal mergo tukan pande (gawe arit lan pacul) grogol (tegalan sing bekas di goli rung iso di tanduri opo-opo) sukoroyom (kahanan wargo sing tansah suko (bungah) lang tenang (eyom). tambah sari (deso tambahan sing asline pecahan soko deso liyo mergo podo mbangun omah eneng pinggiran soyo ombo lan sak panunggalane

Unknown mengatakan...

Desa ngak inguk adlh kampung halaman ku yg senantiasa indah dan mempesonaa